Tag
amati geni, amati karya, amati lelanguan, amati lelungan, Buta Kala, Catur Brata Penyepian, Hari Raya Hindu, Hindu, Hindu Bali, Kedamaian, makna nyepi, meditasi, Melasti, Merenung, Mulat Sarira, Ngembak Geni, Ngerupuk, Nyepi, Ogoh Ogoh, Pangerupukan, rangkaian nyepi, sejarah nyepi, Silence Day, spiritual, Tahun Baru Caka, Tahun Caka, Tapa Brata, Tawur Agung, yoga
Nyepi merupakan Hari Raya Umat Hindu untuk memperingati perayaan Tahun Baru Caka. Bagi masyarakat Bali Nyepi identik dengan hari dimana kita tidak keluar rumah seharian, Sehari setelah Ngerupuk dengan ogoh-ogoh buta kalanya, dimana malam harinya sepi dan gelap gulita karena tidak boleh menyalakan lampu, hari yang memberi kesempatan untuk “mulat sarira” (introspeksi/kembali ke jati diri) dengan merenung atau meditasi, pelaksanaan Catur Brata Penyepian atau malah ada juga yang mengidentikan dengan hari bebas untuk meceki seharian?
Tapi apakah sebenarnya Hari Nyepi itu, bagaimana sejarahnya perayaan Nyepi bisa seperti saat ini? Apa tujuan dan makna dari pelaksanaan Hari Raya Nyepi? Bagaimana cara pelaksanaannya? Itulah berbagai pertanyaan yang ada di pikiran saya, dan dengan bekal bertanya pada berbagai sumber baik dari buku dan internet akhirnya jadilah artikel ini. Semoga bermanfaat menambah pengetahuan kita tentang Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1934 ini yang jatuh pada hari Jumat 23 Maret 2012. Selamat Membaca..